Selasa, 28 April 2015

Jenis - jenis Komunikasi

1. Komunikasi menurut cara penyampaiannya

Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain mahluk individu juga sekaligus mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang dapat secara trampil berkomunikasi, oleh karena itu perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
Kiranya tidak terlalu sulit untuk mengenali cara-cara penyampaian informasi dalam komunikasi, karena pada dasarnya kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi :

     a. Komunikasi Lisan
·       
Komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan sebagainya. Komunikasi yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telepon dan sebagainya.

     b. Komunikasi Tertulis

Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:
  • Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
  • Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
  • Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
  • Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.


2. Komunikasi menurut kelangsungannya

Di dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut :

     a. Komunikasi Langsung

Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.

     b. Komunikasi Tidak Langsung

Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.


3. Komunikasi menurut perilaku

Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :

     a. Komunikasi Formal

Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya.

     b. Komunikasi Informal

Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.

     c. Komunikasi Nonformal

Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.


4. Komunikasi menurut maksudnya

Bila diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Pidato
  • Ceramah
  • Memberi prasaran
  • Wawancara
  • Memberi perintah atau tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses komunikasinya.


5. Komunikasi menurut ruang lingkup

Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:

     a. Komunikasi Internal

Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
          i.  Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan sebagainya.

          ii.  Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/ kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
          
          iii.  Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor diantara orang – orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.

     b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
  • Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya
  • Konperensi pers( press release )
  • Siaran televisi, radio, dan sebagainya
  • Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat.


6. Komunikasi menurut aliran informasi

Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :

     a.Komunikasi satu arah ( simplex )

Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication ). Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.

     b.Komunikasi dua arah ( duplex )

Komunikasi yang bersifat timbal balik ( two ways communication ). Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.

     c. Komunikasi ke atas

Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.

     d. Komunikasi ke bawah

Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.

     e. Komunikasi ke samping

Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.

Dengan demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi komunikasinya.


7. Komunikasi menurut jaringan kerja

Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut sistem yang ditetapkannya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
·         
     a. Komunikasi jaringan kerja rantai

Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
     
     b. Komunikasi jaringan kerja lingkaran

Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
·        
     c. Komunikasi jaringan bintang

Komunikasi ini terjadi melalui satu’sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.



https://saipudinikhwan.wordpress.com/2014/01/04/jenis-jenis-komunikasi/
Komunikasi dalam Organisasi

a. Pola Komunikasi
            Secara umum, pola komunikasi (patterns of communications) dapat dibedakan menjadi dua saluran (Purwanto, 2006 : 40 - 45), yaitu :
a)      Saluran Komunikasi Formal
            Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk 3 pola yaitu :
1)      Komunikasi dari atas ke bawah
            Komunikasi dari atas ke bawah (top-down) merupakan jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) merupaka penyampaian pesan yang dapat berentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya.
            Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu :
·         Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,
·         Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaa harus dilaksanakan,
·         Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
·         Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan,
·         Menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujua yang ingin dicapai.

2)      Komunikasi dari bawah ke atas
            Komunikasi dari bawah ke atas (buttom-up communication) berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.

3)      Komunikasi Horizontal
            Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering disebut dengan komunikasi lateral (lateral communication) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi.
            Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau department yang memiliki kedudukan sejajar.

4)      Komunikasi Diagonal
            Komunikasi diagonal (diagonal communication) melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) orgnisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan bagian akuntansi dan lain sebagainya

b)      Saluran Komunikasi Informal
            Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan bisaanya bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, dan sinetron TV, dan kadang kala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya.

b. Cara Mengelola Komunikasi

1.   Menangani pesan-pesan yang bersifat rutin
2.   Menangani krisis komunikasi
3.  Komunikator perlu meningkatkan dan memperlancar kemampuan berbahasa dan ketrampilan presentasinya.
4. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
5.   Latihan dan praktek terus-menerus, belajar dari kesalahan sendiri dan orang lain.

c. Hambatan Komunikasi Organisasi

kondisi berikut merupakan masalah komunikasi umum yang memegang organisasi pada tingkat rendah efektivitas :

1). Manajer menggunakan komunikasi sebagai proses korektif daripada sebagai proses pencegahan. Manajer tidak sabar untuk berkomunikasi dengan karyawan sampai setelah serikat sedang mencoba untuk menata tanaman. Sebagai masalah muncul, manajer harus berkomunikasi. Upaya Larut komunikasi sering dilihat oleh karyawan sebagai manipulasi. 

2). Manajer mengambil orientasi solusi untuk masalah komunikasi daripada orientasi kausal.  Upaya  masalah komunikasi  sering  untuk  sementara  mengurangi  gejala. Penelitian masalah diperlukan, terkait dengan faktor-faktor penyebab yang spesifik. 

3). Kesalahan manajer dalam pengolahan informasi untuk komunikasi. Pengiriman pesan  tidak  menjamin  pemahaman  pesan.  Manajer  perlu  menentukan  efektivitas transmisi informasi mereka.

 4).      Manajer tidak memiliki konsep diri yang akurat dari peran mereka dalam proses komunikasi.  yaitu tidak akurat menyadari bagaimana orang lain melihat  mereka. Kecuali manajer dipandang sebagai kredibel, namun, pesan mereka mungkin ditolak. 

5). Manajer tidak mengakui komunikasi organisasi sebagai area fungsional tunduk pada  perbaikan  dan  kecanggihan.  Manajer  membutuhkan  sistem  pelaporan  yang memberitahu  mereka  untuk  kebutuhan  perbaikan  dalam  fungsi  komunikasi  pada waktunya untuk menghindari kondisi krisis.




http://comunitaseconomic.blogspot.com/2012/10/komunikasi-bisnis_6.html
http://jemmyaffan.blogspot.com/2012/04/pengelolaan-komunikasi.html
http://muktikomunikasi.blogspot.com/2014/06/hambatan-komunikasi-organisasi.html