Senin, 21 Oktober 2013

Peranan pemuda dalam sosialisasi, internalisasi belajar dan pembinaan pengembangan generasi muda

1.      Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penamaan atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelomok atau masyarakat sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan ( role theory ). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi 2 : sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung dan diatur secara formal.
                                                                                   
2.      Jenis-jenis Sosialisasi : terbagi menjadi  2
·         Sosialisasi primer : Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalanini individu  semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat ( keluarga ). Dalam tahap inin, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
·         Sosialisasi sekunder : suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
·         Formal : terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
·         Informal : terjadi di lingkungan masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti teman, sahabat, sesama anggota klub dan kelompok-kelompok sosial lainnya.
3.      Proses Sosialisasi
Tahap Persiapan ( Prepatory Stage ) : tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Tahap Meniru ( Play Stage ) : tahap ini semakin sempurnnya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak.
Tahap Siap Bertindak (Game Stage) : peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutanuntuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya.
Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage/Generalized other) : tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang sekitar namun juga dengan masyarakat luas.

4.      Pengertian Internalisi
Internalisasi adalah norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma : yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih, yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untukmencapai kedamaian hidup.
5.      Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Generasi muda merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, generasi muda diharapkan dapat memikul tanggung jawab untuk kelestarian bangsa dan negara. Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
·         Landasan idiil ( Pancasila )
·         Landasan Konstitusional ( UUD 1945 )
·         Landasan Strategi ( Garis-garis besar haluan negara )
·         Landasan Histories ( Sumpah Pemuda dan Proklamasi )
·         Landasan Normatif ( Tata Nilai di Tengah Masyarakat )
Dalam hal ini, Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut 2 pengertian pokok, diantaranya :
·         Mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan keterlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh bangsa ini.
·         Mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
6.      Contoh kasus :
Hasil riset dari penelitian yang telah dilakukam oleh KOMNAS Perlindungan Anak 2007 ataupun BKKBN 2010, mengenai perilaku remaja yang melakukan hubungan seks pra nikah, menunjukkan kecenderungan meningkat. Data hasil riset BKKBN misalnya, mengatakan bahwa separuh remaja perempuan lajang yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi telah kehilangan keperawanannya dan mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah, bahkan tidak sedikit yang mengalami kasus hamil di luar nikah.
Penyebab remaja melakukan seks bebas :
·         Orang tua : karena kurangnya bimbingan dan pengawasan sudah pasti akan membuat anak menjadi liar dan susah di kontrol. Orang tua pun yang terlalu percaya kepada anak tanpa mengetahui aktivitas yang dilakukan di luar rumah
·         Lingkungan atau Teman : sekuat apapun kita mempertahankan diri kalu lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka.
·         Uang : zaman sekarang ini uang adalah segalanya, tolak ukur seseorang ada pada uang, kehormatan, harga diri. Karena itu, orang-orang yang kebutuhannya tidak terpenuhi akan melakukan segala cara agar mendapatkan yang diinginkan.
·         Iman yang lemah : seseorang yang tidak punya iman dihatinya sudah pasti tidak tahan dengan godaan sekecil apapun.
·         Ketagihan : sama seperti makan, seks membuat seseorang ketagihan dan ingin terus melakukannya.
7.      Tanggapan saya tentang seks bebas
Karena di indonesia atau bahkan di dunia sudah sangat banyak beredar film porno sehingga menyebabkan banyaknya remaja yang mudah sekali mendapatkanya dan selain itu karena pengaruh dari pergaulan yang sangat bebas. Oleh karena itu pengawasan orang tua sangatlah penting.
Cara –cara mencegah seks bebas :
·         Pondasi keimanan yang kuat dan sehat, karena dengan mendekatkan diri pada tuhan dapat menguatkan iman kita dari segala godaan baik yang kecil maupun yang besar.
·         Memilih teman pergaulan, karena dari itu lah akan tercipta perilaku kita di masa depan.
·         Menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua, karena orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak.
·         Hindari menonton film berbau seks, dengan tidak menontong itu akan mengurangi hasrat untuk melakukan yang sama.
·         Hindari pembicaraan yang mengarah kepada seksual


Sumber :

http://ijalmacosmatt.wordpress.com/tips-tips/tips-menghindari-seks-bebas/


Individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

1.       Pengertian individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”.dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengankehidupan dan jiwa yang majemuk memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai media keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki perasaan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.
Terdapat 3 aspek dalam individu, yaitu :
·         Aspek organik jasmaniah
·         Aspek psikis rohaniah
·         Aspek sosial
Dimana aspek tersebut saling berhubungan dan apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampe pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masyarakat.

 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
·         Faktor dalam ( internal )
Gen adalah substansi atau materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengarui ciri dan sifat makhluk hidup seperti : bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit dan lain-lain. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup. Sehingga mempengruhi pertumbhan dan perkembangannya. Apabila memiliki gen yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai periode pertumbuhan. Meskipun peranan gen sangat pebting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi faktor lain, seperti sifat unggul.

 Hormon juga berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.

·         Faktor luar ( eksternal )
Makan atau nutrisi bergizi adalah sumber energi dalam proses metabolisme tubuh

Lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan makhluk hidup, seperti faktor lingkungan fisik antara lain : suhu udara, cahaya, dan kelembapan,

3.      Contoh kasus :
Jumlah remaja yang meninggal akibat kecanduan narkoba tiap tahun kini kian meningkat. Umumnya pemakai narkoba adalah anak di bawah usia 18 tahun atau remaja yang pada umumnya adalah penerus bangsa ini. Bahkan, 3 dari 10 anak di negri ini terlibat penggunann narkoba sekaligus terlibat produksi dan distribusinya. Dapat dibayangkan bila banyak remaja kita mengkonsumsi dan mendistribusikan “narkoba”, bagaimana nasib negara ini?
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Narkoba ( BNN ), dari 4 juta pemakai semua berpotensi menjadi pecandu. Menyedihkannya, justru itu semua berawal dari susahnya penyuluhan pada orang tua. Maka dari itu saya akan menjelaskan apa saja penyebab anak bisa menggunakan narkoba dan bagaimana cara menangani anak yang sudah terkena narkoba.
Penyebab anak dibawah umur menggunakan narkoba :
·         Ajakan, bujukan teman atau anggota kelompok sebaya
·         Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi, apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stres atau hiperaktif
·         Suka berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya yang berlebihan
·         Ketidaktahuan akan bahaya narkoba
·         Orang tua tidak acuh dan tidak melakukan pengawasan
·         Tidak adanya perhatian dari keluarga dan tidak mendapatkan kasih sayang
·         Jauh dari tuhan

Cara menangani anak yang sudah terkena narkoba :
·         Dekati dengan perlahan, bicara dari hati ke hati, terutama orang tua kepada anaknya
·         Ajak dia agar mendekatkan diri pada tuhannya
·         Beri perhatian lebih

4.      Tanggapan saya tentang kasus ini adalah kesalahan anak menggunakan narkoba tidak jauhlah dari orang tuanya yang mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga perhatian pada anaknya berkurang yang menyebabkan anaknya berlari ke jalur narkoba. Dengan begitu, saya akan menjelaskan cara yang harus dilakukan orang tua agar anak terbebas dari narkoba :
·         Ikut terlibat dalam kegiatan anaknya
·         Belajar untuk saling berkomunikasi
·         Memberi contoh yang baik pada anaknya
·         Buat aturan yang tegas dan jelas
·         Mengembangkan nilai-nilai agama di rumah


 Sumber :

Penduduk dan Masyarakat

1.      Pengertian Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang berada dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu.
Penduduk didefinisikan menjadi 2 yaitu :orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lai orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal disitu. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Kepadatan penduduk di hitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana diantara jumlah tersebut, 80% tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations (2011) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2%. Meskipun penduduk di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negara-negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut. Sensus penduduk tahun 2000 menunjukan jumlah penduduk perkotaan di indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40% per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42% dari total jumlah penduduk.


2.      Masyarakat ( sebagai terjemahan istilah society ) adalah sekelompok orang yang membentuk sistem semi tertutup ( atau semi terbuka ). Society berasal dari bahasa arab “musyarak”. Atau lebih abstraknya, pengertian masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Kata society berasal dari bahasa latin, societas yang berati hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubngan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Dari definisi diatas masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lainnya atau interdependen.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan mata pencahariannya, pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada :
·         Masyarakat pemburu
·         Masyarakat pastoral nomadis
·         Masyarakat bercocok tanam
·         Masyarakat agrikultural intensif atau masyarakat peradaban
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya :
·         Masyarakat band
·         Suku, chiefdom
·         Masyarakat negara

3.     Mortalitas Penduduk.
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian ( umumnya atau karena aku=ibat yang spesifik ). Pada suatu populasi, skala bersesuatu populasi, perkali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun. Hingga rata-rata mortalitas  sebesar 9,5 berarti pada populasi  100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
10 negara dengan tingkat kematian terbesar :
·         Angola 192,50
·         Afganistan 165,96
·         Sierra leone 145,24
·         Mozambik 137,08
·         Liberia 295,00
·         Niger 122,66
·         Somalia 118,52
·         Mali 117,99
·         Tajikistan 112,10
·         Guinea bissa 108,72
4.      Saya akan membahas tentang tingginya angka kematian di indonesia terutama pada ibu dan janin.
TribunLampung.co.id – berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada 2011 lalu, indonesia menyandang predikat pertama kasus ibu dan janindi asia. Hal tersebut diungkapkan dr.usman ginting, wakil direktur media rumah sakit natar medius.
ü  Penyebab-penyebab tingginya angka kematin ibu dan janin :
1.      Banyaknya persalinan masih dilakukan di rumah
2.      Usia ibu yang masih tergolong muda
3.      Kurangnya rumah sakit atau puskesmas di daerah-daerah terpencil
ü  Cara mengurangi angka kematian pada ibu dan janin
·         Melalui penempatan bidan di desa-desa terpencil
·         Pemberdayaan keluarga
·         Menggunakan buku kesehatan ibu dan anak ( buku KIA) dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
·         Penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar ( PONED ) di puskesmas

5.      Tanggapan saya tentang tingginya angka kematian pada ibu dan janin sangatlah memprihatinkan. Karena dengan tingginya angka kematian menunjukkan bahwa rendahnya kesehatan di indonesia khusunya tentang kelangsungan hidup di suatu wilayah, juga sebagai gambaran pembangunan manusia di suatu wilayah. Sangat menyedihkan, justru kematian ibu dan janin banyak terjadi di sekitar tenaga kesehatan. Karena tingginya angka kematian ini maka semua stakeholder terutama yang bekerja di bidang kesehatan harus mempunyai perhatian yang menyeluruh dalam setiap pelayanan kesehatan, yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu dan janin sampai titik nol kecuali kematian akibat kecelakaan. Jadi kesimpulannya : Petugas medis haruslah meningkatkan pelayanannya terutama pada ibu dan janin, Para ibu pun diberi penyuluhan bagaimana cara mengatasi masalah yang akan mereka hadapi, Kepeduliaan dari masyarakat sekitar karena dari kepedulian itulah akan membantu mengurangi terjadinya kematian ibu dan janin.

 Sumber :

adiatmojo1.blogspot.com/2012/10/pengertian-penduduk-masyarakat-dan.html
id.wikipedia.org/wiki/mortalitas
lampung.tribunnews.com/2012/03/17/indonesia-nomor-1-kasus-kematian-ibu-janin-di-asia