Kamis, 12 Desember 2013

Agama dan Mayarakat

1.      Agama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata “Agama” berasal dari Bahasa Sansekerta, agama yang berarti tradisi. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Emile Durkham mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kamisama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang MahaKuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu :
·         Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan dan
·         Menaati segenap ketetapan , aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari tuhan.
Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada tuhannya. Dalam ppengertian agama terdapat 3 unsur ialah manusia, penghambaan, dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartkan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana  kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan atau tata cara agama.
Unsur –unsur
Menurut Leight, Keller dan Calhoun agama terdiri dari beberapa unsur pokok :
·         Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
·         Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya
·         Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
·         Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi
·         Umat beragam, yakni penganut masing-masing agama
Fungsi
·         Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
·         Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia
·         Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
·         Pedoman mengungkapkan rasa kebenaran
·         Pedoman perasaan keyakinan
·         Pedoman kebenaran
·         Pengungkapan estetika (keindahan)
·         Pedoman rekerasi dan hiburan
·         Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama

1.      Masyarakat
Sebagai terjemahan istilah society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem tertutu ( atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata masyarakat sendiri berakar dari kata dalam bahasa arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh TaqyuddinAn-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran , perasaan, serta sistem atau aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Kata society berasal dari bahasa latin. Societa yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

2.      Hubungan antara agama dan masyarakat
Telah kita ketahui di indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestarikan budaya. Sebagai contoh budaya ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu di bali yang samapai sekarang masih terjaga kelestariannya. Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan erat dengan budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan kebudayaannya. Selain itu masyarakat juga turut mempunyai andil yang besar dalam melestarikan kebudayaan.
Selain itu ada juga hubungan lainnya, yaitu menjaga tatanan kehidupan. Maksudnya hubungan agama dalam kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan yang harmonis, karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain. Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan taat dengan peraturan yang ada, hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan dengan itu kita dapat membuat keadaan menjadi lebih baik.

3.      Dimensi komitmen agama
Masalah-masalah yang terjadi pada pengertian agama itulah yang menimbulkan beberapa komitmen suatu dimensi dalam beragama, karena dimensi suatu agama itulah menunjukan suatu jati diri seseorang dalam memeluk suatu keyakinan nya. Komitmen dimensi agama itu diutarakan sebagai berikut :
·         Dimensi Keyakinan ( ideological involvement )
·         Dimensi Konsekuensi ( consequential involvement )
·         Dimensi Pengetahuan ( intellectual involvement )
·         Dimensi Perasaan ( experience involvement )
·         Dimensi Ritual ( ritual involvement )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar